Manggarai
06.00 tepat kubuka pintu kamar. pagi membentang, mentari datang, menyapa dengan garang. kuhisap sebatang rokok dalam-dalam, camel merknya, kuning warnanya, 27.500 harganya per hari ini kutulis cerita. setelah mengguyur tubuh dengan singkat, menyemprot parfum ke tubuh dengan acak, aku siap untuk berangkat.
06.30 kunaiki lagi scooy (p nya hilang). bergegas kulintasi pondok labu dengan lekas. 5 menit berselang ku terjebak di fatmawati. semua orang yang mengendarai mesin bermotor berebut mencari celah, mencoba melepas diri dari kepungan asap yang bikin gerah akibat macet yang tak kunjung terbelah.
06.50 aku belok kiri, ke pombensin fatmawati. kutinggal scooy dengan berat hati. kali ini aku naik mrt. fatmawati sampai bni city kulewati dengan tenang dan nyaman. sampai tiba waktunya aku pindah ke krl jakarta yang memyuguhkan sajian berbeda. beda orang, beda suasana, beda kelasnya.
07.40 tiba di manggarai. pengalaman pertama di stasiun transit ini. semua bilang “GWS!” tiap kali kusebut stasiun ini. mereka bilang aku akan melihat zombie. kuinjakkan kaki di sana sembari bergumam “lebay ah. gak segitunya” menunggu kereta datang. 5 menit berselang kereta pun muncul dihadapan, membawa bukti akan apa yang orang bilang, ada zombie.
dari jendela kulihat orang berdesakkan. mencari ruang dengan tatapan lelah seolah baru saja menghadapi dunia yang amat kejam. kulihat di pintu gerbong, seorang menempelkan pipi di kaca. kukira ia hanya lelah, rupanya ia terjepit tak dapat celah.
manggarai memang bukan untuk orang lemah. semua berlari sejak dari pintu, eskalator, tangga, peron dengan membawa nafas yang terengah-engah. hari pertama menyadarkan ku akan apa yang harus kuhadapi dalam beberapa waktu kedepan tentang betapa kerasnya ibu kota kita ini. Tuhan tolong segera jadikan aku kaya raya. jangan biarkan aku harus menghadapi ini untuk waktu yang lama. aamiin